Minggu, 08 Januari 2017

MANAJEMEN PAKAN AYAM BROILER

Pakan Ayam Broiler
Nutrisi atau bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disukai, dan tidak membahayakan ternak (Tillman et.al., 1984). Selanjutnya dikatakan bahwa bahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi. Pakan yang diberikan pada ayam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang lengkap. Pakan broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase starter dan pellet untuk periode pertumbuhan (grower) (Parkhurst, et al., 1987).
Pada pemeliharaan ayam broiler, Anggorodi (1985), mengemukakan bahwa sumber energi pakan
dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi yang dikonsumsi dari ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja, mampu diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh. Semakin tinggi energi ransum, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan hidupnya memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air.
Menurut North (1984), metode pemberian pakan yang dibatasi disesuai dengan kebutuhan yang diperlukan setiap harinya. Metode ini tidak cocok untu ayam broiler karena akan mengurangi pertambahan berat badan dan efisiensi pakan.
Menurut Sidadolog (1999), pembatasan pakan secara kualitatif, pada ayam tetap diberi pakan secara adlibitum, tetapi kualitas pakan yang diberikan dibatasi sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan beberapa metode pemberian pakan yang kaya dengan serat kasar, penambahan tepung daun, dan bekatul sehingga pakan tersebut menjadi bulky.
Frekuensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada periode starter pada minggu pertama dilakukan secara adlibitum yaitu   pemberian   pakan   secara   terus-menerus.   Pemberian   pakan   ini dilakukan  sesering  mungkin  dengan  jumlah  sedikit  demi  sedikit.  Anak  ayam  pada periode  ini  masih  dalam  tahap  belajar  dan  adaptasi  dengan  lingkungan  sehingga pemberian pakan dalam jumlah sedikit demi sedikit dimaksudkan agar tidak banyak terbuang dan tidak tercampur dengan kotoran ayam (Fadilah et al., 2007).
Berbagai tingkat pembatasan pemberian pakan akan memberi pengaruh yang berbeda  terhadap  penampilan  ayam  dan  penghematan  pakan  (Fuller et  al., 1993). Frekuensi  atau  waktu  pemberian  pakan  pada  anak  ayam  biasanya  lebih  sering sampai   5   kali   sehari.   Semakin   tua   ayam,frekuensi   pemberian   pakan   semakin berkurang  sampai  dua  atau  tiga  kali  sehari  (Suci et  al., 2005).  Hal  yang  perlu mendapat perhatian dari segi waktu pemberian pakan adalah ketepatan waktu setiap harinya.  Ketepatan  waktu  pemberian  pakan  perlu  dipertahankan,  karena  pemberian pakan  pada  waktu  yang  tidak  tepat  setiap  hari  dapat  menurunkan  produksi.  Pakan juga  dapat  diberikan  dengan  cara  terbatas  pada  waktu  tertentu  dan  disesuaikan dengan  kebutuhan  ayam,  misalnya  pagi  dan  sore. Waktu  pemberian  pakan dipilih pada saat yang tepat dan nyaman sehingga ayam dapat makan dengan baik dan tidak banyak pakan yang terbuang (Sudaro dan Siriwa, 2007).
Pola pemberian pakan yang baik akan membantu meningkatkan konsumsi pakan minggu pertama. Pemberian pakan sedikit demi sedikit, tetapi sesering mungkin sangat dianjurkan.
Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan Ayam Broiler
Umur
Frekuensi Pemberian Pakan
Minggu I (1 - 7 hari)
9 kali tiap 2 jam (mulai 06.00 - 23.00)
Minggu II (8 - 14 hari)
5 kali tiap 3 jam (mulai 07.00 - 19.00)
Minggu III (15 - 21 hari)
4 kali tiap 4 jam (mulai 07.00 - 19.00)
Minggu IV (22 - 28 hari)
3 kali tiap 4 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu V (29 - 35 hari)
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu VI (36 - 42 hari)
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Minggu VII (> 43 hari)
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00)
Sumber: (Ardana, 2009)
Kualitas dan kuantitas pakan broiler yang diberikan dibedakan berdasarkan fase pertumbuhan broiler yaitu fase starter (umur 0 - 4 minggu) dan fase finisher (4 - 6 minggu) (Ardana, 2009).
Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Starter
Pada fase starter, kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9%, ME: 2800-3500 kkal/kg makanan. Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
1.      Minggu ke - 1 (1 - 7 hari) 17 gram/ekor/hari
2.      Minggu ke - 2 (8 - 14 hari) 43 gram/ekor/hari
3.      Minggu ke - 3 (15 - 21 hari) 66 gram/ekor/hari
4.      Minggu ke - 4 (22 - 28 hari) 91 gram/ekor/hari
Keseluruhan jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram (Ardana, 2009).
Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Finisher
Pada fase finisher kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9%, dan energi (ME): 2900-3400 kkal/kg. Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur, yaitu:
1.      Minggu ke - 5 (29 - 35 hari) 111 gram/ekor/hari
2.      Minggu ke - 6 (36 - 42 hari) 129 gram/ekor/hari
3.      Minggu ke - 7 (43 - 49 hari) 146 gram/ekor/hari
4.      Minggu ke-8 (50-56 hari) 161 gram/ekor/hari
Keseluruhan jumlah pakan per ekor pada umur 29-56 hari adalah 3.829 gram pakan (Ardana, 2009)


Sumber Dari: http://dodymisa.blogspot.com/2015/07/manajemen-pakan-ayam-broiler.html#ixzz4V8fhCq00

0 komentar: